Saturday, November 3, 2012

Droping Air di Banyumas Masih Berjalan


Kendati sudah memasuki musim penghujan, namun permintaan air bersih dari sebagian warga di Kabupaten Banyumas ternyata masih ada.  Dengan demikian, saat ini droping air yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih tetap berjalan.

''Droping air masih tetap dilakukan, sebab beberapa daerah yang selama ini kekurangan air bersih, seperti di Kemranjen, Kebasen, dan Cilongok masih mengajukan permintaan droping air,'' kata Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Yuniyanto.

Dia mengakui, saat ini hujan sudah mulai turun, tetapi intensitasnya masih relatif kecil, sehingga pengaruhnya terhadap pasokan air ke sumur warga belum begitu terasa.  Masih ada sebagian sumur warga di daerah rawan kekeringan yang belum terisi air.

Selain itu, lanjut dia, ada sebagian daerah yang sudah mulai mengurangi permintaan droping airnya.  ''Ada yang hanya minta dikirimi air bersih tiga hari sekali.  Padahal sebelumnya permintaan air bisa dua hari sekali,'' ujar dia. Dia menambahkan, lantaran permintaan droping air masih ada, Pemkab berupaya untuk tetap melayani permintaan tersebut.  Bahkan BPBD telah menjalin kerjasama dengan kalangan swasta untuk membantu droping air.  Langkah ini untuk menyiasati terkait persoalan pendanaan.

''Kami sudah mengajak kalangan swasta, termasuk perbankan untuk ikut peduli dengan melakukan droping air bersih ke masyarakat yang membutuhkan. Ternyata ajakan ini mendapatkan respon positif dari mereka,'' ungkapnya. Sementara dalam menghadapi musim penghujan, BPBD telah melakukan rapat koordinasi kesiapsiagaan dengan instansi terkait. Langkah ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor saat musim hujan. Sumber : www.suaramerdeka.com

Ratusan Burung Migran Sambangi Banyumas


Ratusan bahkan ribuan burung migran yang berasal dari daerah utara Khatulistiwa, saat ini banyak terlihat di wilayah Banyumas, Jawa Tengah. Antara lain, di kawasan sekitar Gunung Slamet dan sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai) Serayu.

''Sekarang memang sedang musimnya burung-burung dari belahan utara khatulistiwa bermigrasi. Mereka terbang ribuan kilometer menuju tempat yang hangat, karena di tempat asalnya akan berlangsung musim dingin. Salah satu daerah tujuan mereka adalah kepulauan Indonesia,'' kata Hariyawan Agung Wahyudi, peneliti keragaman hayati yang sudah memantau proses migrasi burung di kawasan Banyumas sejak tahun 2000 silam.

Dia menyatakan, burung-burung yang saat ini sedang melakukan migrasi tersebut, antara lain burung Sikep Madu Asia dan Elang Alap Cina. Burung Sikep Madu, menurut Hariyadi, beradal dari kawasan utara Jepang dan daerah Siberia. Sedangkan burung Elang Alap, berasal dari daratan Cina utara.

Menurutnya, burung-burung tersebut terbang mengikuti tiupan angin dan menghindari musim dingin.''Di Indonesia,  biasanya perjalanan mereka berakhir di Nusa Tenggara Timur. Setelah itu, mereka akan kembali ke utara,'' tambahnya.

Dalam perjalanannya hingga Nusa Tenggara Timur itulah, kawanan burung migran tersebut hanya singgah di Banyumas. Kawasan favorit yang sering menjadi tempat burung-burung itu singgah, adalah di kawasan selatan lereng Gunung Slamet dan DAS Serayu.

Menurutnya, keberadaan burung-burung migran di Banyumas tersebut, mulai terlihat sejak awal Oktober. Setelah singgah di Banyumas, mereka kemudian singgah ke beberapa tempat lain di Pulau Jawa dan Bali, hingga kemudian sampai NTT. Selanjutnya, pada Bulan Maret mereka akan mulai kembali ke belahan bumi utara. ''Siklus perjalanan burung igran ini, terjadi setiap tahun,'' katanya.

Selain burung jenis raptor (pemburu), sebenarnya ada cukup banyak jenis burung lainnya yang juga melakukan migrasi. Antara lain, dari jenis burung layang-layang dan burung air.

Hariawan menyebutkan, bila proses migrasi ini sedang berlangsung, biasanya akan ada ratusan ekor  burung Layang-Layang Api dan Layang-Layang Loreng  Asia melintas di atas Bendung Gerak Serayu Desa Tembaknegara Kecamatan Rawalo KAbupaten Banyumas. Burung-burung tersebut menggunakan  kawasan hutan di sepanjang DAS Serayu untuk istirahat di malam harinya.

Menurutnya, kegiatan pemantauan proses migrasi burung, secara tidak langsung sebenarnya bisa dikaitkan perubahan iklim dan lingkungan. Menurutnya, bila terjadi perubahan kondisi lingkungan dan iklim di satu daerah, maka akan terjadi perubahan pola migrasi dari burung-burung tersebut.  Sumber : www.republika.co.id

SMP Negeri 5 Purwokerto Juara Lomba Karawitan


SMP N 5 Purwokerto berhasil keluar sebagai juara umum festival karawitan antar pelajar tingkat SMP se-Banyumas yang digelar di taman rekreasi Andangpangrenan, Purwokerto, Sabtu (27/10). Tiga (3) piala berhasil digondol, yakni sebagai juara umum, penyaji terbaik, dan sinden terbaik.

"Keberhasilan ini mungkin berkat ketekunan juga kedisiplinan anak- anak dalam melakukan latihannya yang rutin seminggu tiga kali," kata guru Seni Karawitan SMP 'Kesenian' Purwokerto tersebut, Kuat Waluyo.

Di SMP N 5, katanya, karawitan merupakan kegiatan eskul karawitan yang wajib diikuti seluruh siswa. Selain itu bagi guru dan karyawanpun dibentuk kelompok karawitan yang otomatis akan mensuport minat para siswa guna mepelajari memainkan instrumen gamelan. Sumber : krjogja.com

Thursday, November 1, 2012

Ikut Melestarikan Karawitan Banyumas


Warisan budaya banyumas sangatlah banyak, namun tidak semua masyarakt khususnya remaja mengenalinya. Bahkan beberapa kesenian warisan leluhur hampir punah. Salah satu andalan kesenian banyumas adalah dengan adanya seni karawitan Banyumas yang telah membawa nama harum banyumas di kancah provinsi, ajang budaya nasional bahkan sampai mancanegara.

Sebuah peninggalan budaya tentu harus tetap dijaga dan diwariskan secara turun temurun. Sehingga regenerasi sangatlah dibutuhkan agar sampai mengalami kepunahan.”Festival karawitan Banyumas merupakan festival yang diselenggarakan untuk mengenalkan seni budaya karawitan gendhing Banyumasan kepada siswa SLTP dan SLTA, agar dapat menumbuhkan kepedulian untuk turut ”nguri-uri” warisan seni budaya Banyumasan, khususnya seni karawitan.” Tutur Bapak Dwi Pindarto yang sementara ini dipercaya menjadi Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas.

Kegiatan Festial karawitan Bertempat di Aula Taman Rekreasi Andhang Pangrenan (TRAP) Purwokerto, Kamis (25/10). Festival diikuti oleh 7 SLTA, dibuka langsung oleh Bupati Banyumas, Drs Mardjoko MM. Sehari sebelumnya, di tempat yang sama, festival serupa juga digelar untuk tingkat SLTP, diikuti oleh 11 sekolah.

Dilansir di portal banyumas yaitu www.banyumaskab.go.id Mengenai ketentuan lomba, Kasi Kesenian Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, Kasirun merinci, peserta Festival Karawitan Gendhing Banyumasan adalah siswa/siswi SMP/MTs dan SMA/SMK yang ada di Kabupaten Banyumas, dikecualikan SMK Negeri 3 Banyumas, karena di sekolah ini ada jurusan karawitan. Setiap kelompok berjumlah 23 orang, terdiri atas penabuh/pengrawit 13 orang, vokal/gerong/sinden 8 orang, pelatih 1 orang dan official 1 orang. Ricikan gamelan yang disediakan adalah kendhang, bonang barung, bonang penerus, slenthem, demung 1, demung 2, saron barung 1, saron barung 2, saron penerus, kethuk, kenong, kempul dan gong.

Materi gendhing yang disajikan untuk tingkat SLTP dan SLTA masing-masing 1 gendhing wajib dan 1 gendhing pilihan. Gendhing wajib untuk SLTP Pacul Gowang, gendhing pilihan Waru Dhoyong, Senggot dan Ijo-ijo. Sementara untuk tingkat SLTA gendhing wajib Gudril, gendhing pilihan Sekar Gadhung, Ilogondhang, dan Baturraden.

Untuk masing-masing kategori, durasi penyajian 2 gendhing 10-20 menit dimulai sejak bunyi gong buka gendhing. Tafsir balungan gendhing diserahkan kepada masing-masing penggarap/peserta. Kreiteria penilaian meliputi vokabuler garap, kreativitas, dan bener/leres. Dewan Juri yang menilai adalah Darno—Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Suparman—seniman dari Taman Budaya Jawa Tengah, dan Rasito Purwo Pengrawit—Dosen Terbang Seni di Amerika.

Dari masing-masing kategori dipilih 6 grup terbaik sebagai juara I, II, III dan juara harapan I, II, dan III, serta satu orang pengendhang dan pesinden terbaik. Masing-masing juara akan mendapat piala bergilir Bupati Banyumas (juara I), piala kejuaraan, piagam penghargaan serta uang pembinaan dengan ketentuan : juara I 2,5 juta, juara II 2,25 juta, juara III 2 juta, juara harapan I 1,75 juta, harapan II 1,5 juta, harapan III 1,25 juta, dan untuk pengendhang dan pesinden terbaik masing-masing 500 ribu.

Bupati Mardjoko dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada jajaran Dinporabudpar, sekolah dan siswa-siswi yang telah turut peduli terhadap pelestarian seni budaya Banyumas. Mardjoko juga mendukung dimasukannya kurikulum muatan lokal kesenian yang telah mengangkat nama baik Banyumas di tingkat nasional, di sekolah-sekolah seluruh Banyumas.  (Kenyataan sekarang Budaya banyumasan di SMP sudah di hapuskan, tidak ada muatan local. Sumber dari salah satu guru mapel budaya banyumasan)

Di akhir sambutannya Mardjoko mengajak kepada segenap masyarakat Banyumas untuk menjaga nama baik Banyumas di segala bidang. Khusus dalam bidang seni budaya, Mardjoko mengajak masyarakat Banyumas untuk mengenali, dan mencintai seni karawitan sebagai salah satu pesona wisata Budaya Banyumas yang harus dilestarikan. (“masyarakat sudah melestariakan, tapi terkadang dukungan dari pemda yang masih setengah hati”, petikan dari budayawan banyumas).

Semoga karawitan banyumas tetap lestari dan kita sebagai masyarakat mau untuk belajar , setidaknya kita tahu nama dan jenis kesenian yang ada di banyumas sebagai bukti kecintaan kita terhadap #banyumasku. Tetap semangat untuk pejuang karawitan banyumas. Sumber : bms.web.id

Rustriningsih Ikut Pilihan Gubernur Jawa Tengah


Rustriningsih ikut dalam ajang perebutan kursi Gubernur Jateng, 26 Mei 2013 mendatang. Wakil Gubernur Jateng tersebut tinggal menunggu rekomendasi dari DPP PDIP. Selain Rustri Gubernur Jateng Bibit Waluyo juga siap untuk memimpin kembali Jateng.

Selain Gubernur dan Wakil Gubernur aktif, bursa calon Guberbur Jateng juga diminati Wakil Ketua Komisi II DPR, Ganjar Pranowo, dia sudah resmi mendaftar ke PDIP. Sementara sineas Garin Nugroho akan maju mencalonkan diri sebagai bakal calon wakil gubernur Jateng.

Mantan Bupati Kebumen Rustriningsih mengaku optimistis memperoleh rekomendasi dari DPP PDIP untuk maju sebagai bakal calon gubernur Jateng."Saya masih menunggu tapi saya optimis rekomendasi partai akan jatuh ke saya," katanya di Purwokerto, usai Seminar Nasional

"Transformasi Sosial Budaya di Indonesia" di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Untuk menjaring dukungan dirinya sudah mengaktifkan akun jejaring sosial "Facebook" dan "Twitter" untuk menjaring kedekatan dengan calon pemilih. Termasuk kunjungan ke daerah secara langsung. Persiapan yang sudah dilakukan sudah cukup matang, untuk menang mengunakan strategi maksimal. "Seperti staregi militer serangan darat, laut dan udara,"jelasnya.

Mengenai siapa kriteria yang akan digandeng sebagai wakil Gubernur, apakah siap dipasangkan dengan Garin Nugroho, Rustri mengatakan, jika rekomendasi turun, maka sosok yang diharapkan idealismenya dan kesehariannya tidak jauh dengan dirinya. "Selain kriteria tersebut karakter kepribadian bagi saya itu yang sangat penting," terang Rustri.

Namun dia akan memastikan kebijakan partai terkait rekomendasi tersebut "Semuanya tergantung dengan rekomendasi apakah jatuh ke tangan saya atau tidak. Saya masih menunggu kebijakan partai dulu,"

Sementara Gubernur Jawa Tengah periode 2008-2013 Bibit Waluyo disejumlah kunjungan mengaku siap mencalonkan kembali dirinya untuk memimpin Jawa Tengah. Dari sejumlah bakal calon yang muncul popularitas Bibit Waluyo dan Rustriningsih unggul, yakni masing-masing 65 persen dan 63 persen. LPSI menggelar survei dengan jumlah responden 3.000 orang yang tersebar di 35 kabupaten/kota se Jateng. Sumber : www.pikiran-rakyat.com