Sunday, September 30, 2012

Masyarakat Miskin di Kabupaten Banyumas Dapat Bantuan Beras


Sebanyak 4.083 rumah tangga miskin di desa rawan pangan dan bencana alam tersebar di 18 kecamatan, 28 desa dan 55 korban kebakaran, akan menerima bantuan beras, masing-masing 15 kg dengan jumlah total 61.245 kg dari Pemerintah Kabupaten Banyumas yang berasal dari cadangan beras pemerintah.

Kecamatan dan Desa penerima bantuan antara lain Kecamatan Cilongok (Desa Sambirata 261 KK dan Desa Gunung Lurah 400 KK), Kecamatan Kalibagor (Desa Kaliori 276 KK), Kecamatan Jatilawang (Desa Tinggarjaya 270 KK), Kecamatan Tambak (Desa Watuagung 261 KK), Kecamatan Wangon (Desa Wangon 224 KK), Kecamatan Kembaran (Desa Pliken 214 KK), Kecamatan Ajibarang (Desa Banjarsari 200 KK), Kecamatan Rawalo (Desa Rawalo 162 KK), Kecamatan Sokaraja (Desa Karangnanas 154 KK), Kecamatan Lumbir (Desa Lumbir 131 KK, Cingebul 84 KK, Kedunggede 38 KK, Cidora 10 KK Besuki 14 KK, Parungkamal 79 KK, Cirahab 62 KK, Canduk 30 KK, Karanggayam 27 KK dan Dermaji 65 KK).

Selain itu, Kecamatan Kemranjen (Desa Sibalung 116 KK), Kecamatan Gumelar (Desa Samudra 108 KK), Kecamatan Banyumas (Desa Pasinggangan 108 KK), Kecamatan Sumpiuh (Desa Kemiri 376 KK), Kecamatan Purwojati (Desa Kalitapen 76 KK), Kecamatan Patikraja (Desa Notog 70 KK), Kecamatan Somagede (Desa Piasa Kulon 59 KK) dan Korban Kebakaran sejumlah 55 KK. Demikian dijelaskan Kepala Bapeluh KP Kabupaten Banyumas, Ir. Wisnu Hermawanto, MT.

Ia menambahkan, pelaksanaan pemberian bantuan beras bertujuan agar kebutuhan masyarakat terhadap pangan tetap terpenuhi guna mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan. Indikator keberhasilannya yaitu berkurangnya gejala rawan pangan, terwujudnya kemandirian dan ketahanan pangan masyarakat dan meningkatnya akses pangan masyarakat.

“Bantuan ini merupakan wujud perhatian pemerintah kepada masyarakat miskin di wilayah desa rawan pangan dan rawan bencana. Semoga dapat meringankan beban mereka, akibat kemarau panjang selama ini,” ujar Bupati Banyumas, Drs.Mardjoko, MM didampingi Kepala Bapeluh KP Kabupaten Banyumas Ir. Wisnu Hermawanto, MT saat menyerahkan bantuan tersebut secara bertahap, baru-baru ini.  Sumber : www.tubasmedia.com

Alumni SMA 2 Kota Purwokerto Berikan Bantuan Bea Siswa


Kepedulian para alumni SMAN 2 Kota Purwokerto kepada almamaternya sungguh luar biasa, diantaranya bantuan bea siswa yang ditujukan bagi siswa yang kurang mampu secara ekonomi tetapi mempunyai kemampuan akademis yang tinggi. Kelompok ini cukup banyak di sekolah yang sedang merintis menjadi sekolah bertaraf internasional di kabupayen Banyumas ini. Nama uniknya adalah" komunitas mistar" komunitas miskin tetapi pintar dan pantang menyerah untuk mencapai cita-cita.

Setiap awal tahun pelajaran,SMA 2 Purwokerto dipimpin oleh Kepala Sekolah berburu siswa SMP berprestasi di seluruh pelosok Banyumas dan sekitarnya seperti Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara bahkan sampai diluar eks karesidenan Banyumas seperti Wonosobo dan Pemalang. Dan banyak dijumpai siswa yang berkemampuan akademis tinggi tetapi orang tua kurang mampu ekonominya.Dan SMA 2 Purwokerto siap menampung dan merekrut siswa berprestasi tanpa melihat latar belakang kemampuan orang tua.

Bagi siswa yang kurang mampu akan diberikan keringanan pembiayaan sesuai dengan keadaan setelah diverivikasi oleh guru Bimbingan dan Konseling yang akan berkunjung ke tempat siswa bersangkutan.  Dan gayungpun bersambut dengan kepedulian alumni untuk membantu meringankan beban mereka, Ada sedikitnya lima angkatan alumni yang teratur memberikan beasiswa kepada adik-adik angkatannya, seperti Alumni angkatan 1984 yang bernama SMADA PURWA 84,pada tahun ini memberikan bea siswa sejumlah Rp.7.200.000,-kepada 6 siswa kelas XII. Alumni 1985 ESMADU DELIMA memberikan beasiswa Rp.5.200.000,- untuk masa bulan September sampai Desember untuk 13 siswa. 

Alumni tahun 1989 ALUNGA memberikan sejumlah beasiswa sejumlah Rp.3.000.000,- untuk lima siswa.Alumni tahun 2006 memberikan  beasiswa sejumlah Rp.3.750.000,- untuk lima siswa.meskipun sebagian alumni angkatan 2006 ada yang masih kuliah, mereka rela membagi rizkinya untuk kemajuan dan kelangsungan pendidikan adik-adiknya.Luar biasa.

Bantuan alumni juga tidak hanya bagi siswa yang masih sekolah di SMA 2 Kota Purwokerto,bagi yang sedang kuliah atau masuk perguruan tinggipun  akan dibantu sesuai kebutuhan dan kemampuan alumni di kota dimana siswa tersebut melanjutkan pendidikan. Semoga Allah memberikan balasan yang berlipat-lipat untuk para alumni yang peduli dengan almamaternya. Amiin. Sumber : www.sma2-purwokerto.sch.id

Ribuan Warga Kota Purwokerto, Meriahkan Indonesia Bersepeda

Ribuan masyarakat kota Purwokerto minggu (23/9) pagi mengikuti Indonesia Bersepeda, yang diselengarakan oleh Satuan Kerja RRI Purwokerto. Beragam sepeda mereka gunakan dalam kegiatan ini mulai dari sepeda modern hingga sepeda klasik yang berumur puluhan tahun. Selain itu tidak hanya orang dewasa yang mengikuti kegiatan ini namun juga sejumlah anak-anak juga mengikuti kegiatan Indonesia Bersepeda yang serantak dilaksanakan oleh Stasiun RRI di penjuru Nusantra. Pukul 7 WIB peserta Indonesia Bersepeda dilepas oleh Kapolres Banyumas AKBP Dwiyono.

Kapolres mengucapkan  selamat untuk RRI yang merarayakan ulang tahunya ke 67 di bulan september ini. “Tak lupa kami ucapkan Selamat ulang tahun RRI ke 67, semoga tetap jaya di dudara.” Ungkap Kapolres di Pangung Indonesia Bersepeda sesaat mengibarkan bendera star. Selain itu dirinya berpesan kepada ribuan peserta agar tertib berlalulintas selama mengikuti Indonesia Bersepeda. Terlebih di sejumlah jalan minggu pagi ini sedang berlangsung “Car free Day”. Kapolres Banyumas juga mengungkapkan selain bersepeda menyebabkan sehat, juga sebagai upaya kampanye tertib berlalulintas. Sebab di kota Purwokeryo sejakan bulan Agustus sudah ada Jalur Sepeda. “Saya berpesan kepada peserta Indonesia Bersepeda, agar tetap mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Kegiatan ini sehat sekaligus sebagai upaya untuk mensosialisasikan peraturan lalu lintas,” terang Kapolres.

Sementara Kepala Stasiun RRI Purwokerto Rasiah.S.sos, saat mendampingi Kapolres Banyumas pada saat mengibarkan bendera Star mengungkapkan. Kegiatan Indonesia Bersedepa di Wilayah RRI Purwokerto diikui oleh ribuan orang, 500 diantarnya berasal dari berbagai komunitas sepeda diantaranya Forum Komunikasi Pemerhati RRI Purwokerto, Komunitas Sepeda ontel, Police cycling Community, Club Ontel Banyumas dan belasan Komunitas lainya. Menurut Rasiah kegiatan Indonesia Bersepeda ini sebagai upaya mensehatkan masyarakat melalui olah raga Sepeda. Selain itu juga bertujuan lebih mempererat antara Pendengar RRI dengan angkasawan RRI Purwokerto. “Acara ini selaian menyehatkan, juga sebagai ajang mempererat talisiraturahmi antara pendengar RRI dengan kami.” Ungkap Rasiah.

Acara yang menghadirkan sekitar seratus hadiah hiburan termasuk hadiah utama sepeda ini, tidak dipungut biaya. Sedangkan jarak yang ditempuh sekitar 8 KM, dengan Rute Star Halaman RRI Purwokerto-Jalan Jendral Sudirman- Pertigaan Jl. Supriyadi- Gor Satria Purwokerto-Jl. Dr. Angka-  A Yani- Alun-alun Purwokerto- Kembali ke RRI Purwokerto. Dari pantuan RRI, para peserta ini juga mempergunakan sejumlah pakian yang unik, mulai dari pakaian pejuang, none Belanda hingga pakaian adat Jawa Tengah. Selain itu ada peserta difabel yang mengikuti kegaiatan ini. Rute sepanjang 8 KM ini diselesaikan dalam waktu 30 menit. Sumber : rri.co.id

Saturday, September 29, 2012

UKG Lebih Baik Diserahkan Provinsi

Guna menghindari terulangnya kembali kekacauan dalam pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG), ke depan penyelenggaraannya lebih baik diserahkan ke tingkat provinsi. Hal itu diungkapkan Eka Bahtiar Rifai, salah satu peserta uji kompetensi jenjang SMP di Kabupaten Banyumas, Jumat (28/9).
Menurut dia, kacaunya pelaksanaan uji kompetensi tahap pertama yang digelar akhir Juli lalu lebih disebabkan jumlah peserta yang mengakses server cukup banyak. Akibatnya server tidak bisa dibuka. Bila penyelenggaraannya diserahkan ke masing-masing provinsi atau daerah, lanjut dia, maka jumlah peserta ujian yang akan mengakses server tidak sebanyak saat ditangani pemerintah pusat.
"Dalam UKG tahap pertama lalu, pesertanya seluruh Indonesia. Tapi jika diselenggarakan di tingkat daerah, pesertanya tidak akan terlalu banyak, Selain itu, waktu pelaksanaannya bisa dibuat tidak bersamaan," ujarnya.
Diakui, untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan persiapan dari pemerintah provinsi. Di samping itu, diperlukan adanya kepercayaan dari pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah yang menjadi penyelenggara.
Sementara untuk memberikan bekal kemampuan bagi guru peserta uji kompetensi, menurutnya, perlu adanya pelatihan yang diselenggarakan oleh masing-masing kelompok kerja guru. "MKKS atau MGMP dapat mengadakan pelatihan tentang uji kompetensi. Ini dapat membantu guru, khususnya bagi guru yang kurang paham tentang internet," jelasnya.
Kabid Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPTK) Dinas Pendidikan Banyumas, Siswoyo mengatakan, pemerintah telah melakukan langkah antisipasi untuk menghindari terjadinya kekacauan seperti yang terjadi pada saat uji kompetensi tahap pertama.
"Dalam ujian tahap I banyak peserta yang tidak bisa mengakses server, sehingga dalam uji kompetensi tahap kedua nanti pemerintah menerapkan adanya uji coba sebelum ujian," ujarnya. Sumber : www.suaramerdeka.com

Stok Ayam Dewasa Kosong, Harga Melambung Tinggi

Tingginya harga ayam potong hingga menembus Rp 30.000 per kilogram (kg), terjadi karena ada kekosongan stok ayam dewasa secara nasional, hingga meroketnya harga pakan ternak impor. Kondisi ini diperkirakan bakal berlangsung hingga dua pekan ke depan.

Persatuan Peternak Unggas Indonesia (PPUI) Banyumas, Gembong Hardiat Nugroho mengatakan, saat ini hingga dua pekan ke depan harga daging ayam potong meroket akibat kekurangan suplai ayam dewasa."Saat ini sedang terjadi kekosongan stok ayam dewasa di tingkat peternak, sehingga menyebabkan harga daging ayam di pasar melambung," kata Gembong Jumat (28/9/12). Kekosongan terjadi, karena selama libur lebaran para peternak juga ikut libur, proses pembesaran ayam dari day old chick (DOC) ayam usia satu hari hingga 40 hari, ayam usia panen, berhenti total. Ini terjadi karena banyak pekerja di sektor peternakan pulang kampung untuk lebaran. Akibatnya sekarang terjadi kekosongan stok ayam dewasa.

Di sisi lain kata Gembong, pada saat yang bersamaan stok telur yang seharusya untuk ditetaskan, oleh pengusaha penetasan skala pabrikan dijual guna memenuhi kebutuhan telur untuk lebaran. Sehingga pada saat peternak ayam sudah mulai akan memelihara kambali, stok DOC yang masuk kandang tinggal 50 persen dari kebutuhan normal. Namun fluktuasi harga akan terjadi hingga dua pekan lagi setelah itu akan normal kembali.

Disamping itu, naiknya harga pakan ikut menyokong melambungnya harga ayam pedaging. Seperti bungkil kacang impor yang tadinya hanya Rp 4000 per kg naik menjadi Rp 8000 per kg. Konsentrat juga barangimpor naik sebelumnya Rp 4800 sekarang menjadi Rp 6000 per kg. Harga daging ayam potong di Kabupaten Banyumas dan sekitarnya kisaran Rp29.000 hingga Rp30.000 per kg. Padahal saat Lebaran harga tertinggi hanya Rp28 ribu/kg.

Situ Mutmainah pedagang ayam potong di Pasar Wage Purwokerto mengatakan, kenaikan harga ayam potong terjadi sejak tiga hari lalu, sejak Selasa (25/9/12). Mengenai penyebabnya dia tidak tahu pasti,"Tetapi saya dengar kalau kenaikan harga daging ayam potong karena kurangnya pasokan dari peternak akibat pengaruh kemarau panjang,"jelasnya. Namun yang pasti dengan naiknya harga ayam potong hingga Rp 30.000 per kg membuat dia bingung untuk menjualnya, sebab pelanggannya banyak yang kabur. Gembong menambahkan, tidak sampai setahun ini sektor peternakan rakyat dipastikan hancur, yakni dengan hadirnya perusahaan konglomerasi yang bakal menguasi sektor peternakan unggas ditanah air.

Di Jawa Tengah sudah ada 30 titik komersial farm yang dikuasai oleh perusahaan Phokpand dari Thailand, Malindo Malayia. Comfeed hingga Samsung dari Korea. "Mereka bakal menguasi industri dari sektor hilir hingga hulu, yakni mulai dari produksi, telur penetasan, DOC, pakan hingga produksi hingga harga produksi,"jelasnya.

Pabrikan tersebut sudah berdiri diantaranya di Kabupaten Brebes, Jepara, Sragen dan sebagainya. Menurut Gembong, satu lokasi pabrikan luasannya mencapai 30 hektar.

"Saat ini saja ratusan peternak kecil sudah banyak yang bangkrut, sebab mereka, perusahaan konglomerasi yang mengendalikan semua komponen untuk budidaya hingga harga pasar. Peternak hanya dijadikan sebagai sapi perah saja, kondisi demikian menyebabkan sektor peternakan mengalami kiamat," terangnya.

Berdirinya komersial farm di tanah air, tidak lain karena adanya kongkalikong oknum pejabat dengan perusahaan skala internasional tersebut. sumber : www.pikiran-rakyat.com

Petani di Kabupaten Banyumas Panen Kedelai


Petani di Kabupaten Banyumas bagian selatan seperti Kecamatan Jatilaang, Purwojati, Rawalo, Kebasen dan Somagede mulai memanen kedelai yang ditanam di sawah kering akibat kemarau. "Petani sengaja menanam kedelai lantaran pada musim kemarau sawahnya tidak ada air,"  kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)  Ngudi Lestari Desa Gentawangi, Kecamatan Jatilawang Suryono, Senin (24/9/2012). 

Menurutnya dalam panen kedalai kemarin dalam satu hektare menghasilkan 1,5 ton dengan harga penjualan Rp7 ribu per satu kilogram. Saat ini ada 150 hektare sawah irigasi teknik dan yang dimanfaatkan hanya 80 persennya dengan sistem penanaman sangat mudah. "Para petani hanya melobangi tanah bekas panenan padi terus dimasuki biji kedalai, tanpa harus harus mengolahnya. Selanjutnya petani tinggal menunggu panen. Sejumlah petani menjelaskan jika petani menanam secara serius maka kemungkinan hasil panenya lebih dari 1,5 ton tapi bisa 2 ton tiap hektare," tandasnya. Sumber : KRJogja.com